Hallo Kawantur, balik lagi nih pada rubrik gosipin penulis, kali ini Mintur mau bahas mengenai biografi Hersri Setiawan, salah satu penulis seangkatan Pramoedya Ananta Toer yang sempat dibuang ke pulau Buru, mau tau kisahnya? Yuk simak artikel ini sampai selesai.
Daftar Isi
ToggleProfil Singkat Hersri Setiawan
Hersri Setiawan (1936) merupakan seorang penulis, jurnalis dan penerjemah. Ia mengenyam pendidikan tingginya di Universitas Gadjah Mada, juga Akademi Film dan Seni Drama. Semasa mahasiswa ia aktif di bidang seni dan budaya. Pada 1958, ia bergabung dengan organisasi kebudayaan sayap kiri LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakyat). Antara tahun 1961 dan 1965, Hersri menjadi perwakilan tetap Indonesia di Biro Penulis Asia-Afrika di Kolombo, Sri Lanka. Menyusul peristiwa 1965, Hersri ditahan tanpa pengadilan selama sembilan tahun, tujuh tahun di antaranya di Pulau Buru. Setelah dibebaskan, ia terus menulis tentang pengalamannya dan mencatat sejarah lisan mantan tahanan lainnya serta anggota Kiri Indonesia di pengasingan. Banyak dari tulisan-tulisan tersebut diterbitkan dalam bahasa Indonesia setelah jatuhnya rezim Suharto pada tahun 1998. Saat ini, Hersri tinggal dan bekerja di Yogyakarta, Indonesia.
Sekilas Mengenai Karir Hersri Setiawan
Pada tahun 1967-1969 Hersri kembali melanjutkan pendidikannya ke Universitas 17 Agustus, dengan mengambil jurusan Hubungan Internasional.
Karier Hersri Setiawan dimulai dengan menjadi guru di Sekolah Taman Guru Umum dan Taman Siswa, Yogyakarta. Setelah itu Hersri mengajar di SMU Diponegoro, Wates, Yogyakarta.
Selain itu, ia juga menjadi salah satu pendiri di SMA II Piri, Yogyakarta. Hingga kemudian ia menjadi dosen Universitas Rakyat Semarang dan Yogyakarta.
Saat masih berada di bangku kuliah, beliau sudah aktif di dalam lembaga pers dan juga kebudayaan. Ketika itu, Hersri Setiawan menjadi editor di beberapa majalah seperti, “Gama, Gadjah Mada, dan Universitas Yogyakarta”.
Ia mendirikan beberapa organisasi budaya dan sastra seperti, Lingkaran Sastra dan Himpunan Deklamasi.
Hingga pada akhirnya ia pun bergabung dengan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra). Lekra sendiri merupakan organisasi kebudayaan yang berada di bawah Partai Komunis Indonesia (PKI). Di Lekra Hersri menjabat sebagai Sekretaris Umum Lekra Jawa Tengah.
Baca Juga: Biografi Marah Rusli: Sang Bapak Roman Modern Indonesia
Karya-karya Hersri Setiawan
– Pengantar Kajian Ranggawarsita
– Between the Bars” dalam Frank Stewart, “Silenced Voices
– Masalah Pendewasaan Anak-anak di Pulau Buru
– Dunia yang Belum Sudah (1993)
– Negara Madiun? – Kesaksian Soemarsono Pelaku Perjuangan (2002)
– Aku eks-tapol (2003)
– Kamus Gestok (2003)
– Memoar Pulau Buru (2004)
– Soekarno Menggugat, Soeharto Sehat (ko-penulis) (2006)
– Inilah Pamflet Itu (2007)
– Menolak Sejarah Penguasa
– Awan Theklek Mbengi Lemek – Tentang Perempuan dan Pengasuhan Anak (2012)
– In Search of Silenced Voices (rekaman wawancara dengan orang-orang Indonesia yang hidup di pengasingan)
– Dari Dunia Dikepung Jangan dan Harus (2021)
Kumpulan Puisi Hersri Setiawan
Kalian tau gak, kalau Hersri Setiawan juga kerap menyisipkan bait-bait puisi dalam buku-buku karyanya. Untuk kali ini, Mintur mau tulisin nih beberapa karya puisinya yang ada dalam buku Memoar Pulau Buru.
Mendarat
Mendarat oleh Hersri Setiawan
Hari-hari gelap belum berakhir
tapi akhir ini telah bermula
kubuka genggaman tanganku
hasrat hidup yang berdenyut
jalan harus kuretas
sendiri
hari ini
hari paling pertama
hari awalku bagi segala
1978
Tentang Cinta
Tentang Cinta oleh Hersri Setiawan
cinta ialah bagai sehelai awan
yang sanggup menyerap segala
matahari dan rembulan
rintik hujan dan prahara
ia berpelataran cakrawala
mahaluas
ia berdaya getar
tanpa sudah
ia adalah api dian
tanpa padam
ia menjadi ratapan dan pujaan
ia menjadi doa atau dalil
dijalin dalam pesona suara
hidup!
tanah air dan neg’riku
hidup!
rakyat dan bangsaku
hidup!
ketua dan bagindaku
cuma
hidup tanpa manusia yang
memanusia
hidup tanpa cinta yang
mencinta
hanya
gelembung-gelembung busa
cinta ialah sepatah kata
yang dibisikkan dalam sunyi
tapi menjadi senyap
renyap di langit kosong
dan awan hilang
suara tinggal gema
cinta tinggal kata
sepatah
patah
kering
Di Atas Laut
Di Atas Laut oleh Hersri Setiawan
laut
berkisahlah laut
supaya perjalanan pembuangan
dinyanyikan anak-anak nelayan
camar
berserulah camar
supaya kilatan halilintar
tidak padam tanpa suara
jika malam panjang punya mimpi
apa kiranya yang bisa dilukis
selagi jendela-jendela tokala
dipagari bedil-bedil tentara
jika siang panjang punya kata
apa kiranya yang bisa didengar
selagi antara siang dan malam
hanya saling berbatas warna
ya samudra
ya halilintar
hembuskan nafas badai
di dalam dadaku
wahai para serdadu
rapatkan pagar bedilmu
kepunglah camar-camar mimpi
dan tangkap bayangan sayapnya
siang ini kamu punya
tapi malam kamu
akan datang ketikannya
karena laut
tanah pembuangan
tidak akan kering
karena halilintar
langit pembuangan
tidak akan gelap
laut jawa 1971
Candik Ala
Candik Ala oleh Hersri Setiawan
Gelombang dahsyat melimbur
badai membanting bumi
tak seorang berpaling
orang-orang hilang mata hati
hari-hari pun tak bermatahari
aku mencoba bertahan
dengan tanganku yang kecil
aku mencoba tak tenggelam
dengan hatiku yang besar
Apel Bendera
Apel Bendera oleh Hersri Setiawan
kepada supardjo p.a
digiring kami dalam barisan
dari barak-barak menuju lapangan
kemudian datang inspektur upacara
bagaikan dewa turun dari suralaya
lalu terdengar seru
“hormat senjataaa g’rak!”
diiring sembah sang komandan
selembar kain merah dan putih
merayap lesu setinggi tiang kayu bakau
lalu terdengar seru
“tegap senjataaaa g’rak”
maka beterbanganlah
burung-burung cocakrawa dan kelelawar
dan langit pun jadi keruh
oleh riuh huru-hara suara
pancasila!
satu: ketuhanan yang berbintang
dua: kemanusiaan yang dirante
tiga: persatuan di bawah pohon beringin
empat: kerakyatan yang dipimpin oleh kerbo
lima: keadilan sosial di kuburan
barisan budak-budak digiring
memikul perintah masing-masing
menuju lapangan kerja
menuju gelanggang penyiksaan
Penutup
Cukup sekian deh artikel tentang Biografi hersri Setiawan. Eh, gimana kalian suka ga puisi karya Hersri Setiawan yang kita tulis?, puisi-puisi di atas bisa kalian temukan dalam buku memoar pulau buru karya Hersri Setiawan ya. Coba komen deh, kalau suka nanti Mintur mau bikin satu artikel yang berisi tentang puisi-puisi karya Hersri ya Kawantur. Sampai jumpa pada artikel selanjutnya ya, pantengin terus rubrik gosipin penulis by Bertutur.com untuk info lainnya seputar para penulis-penulis di Indonesia ya. Terimakasih, have a nice day.