Mendengarkan musik merupakan kegiatan yang biasa dilakukan ketika kita berkegiatan ataupun sedang tidak melakukan apa-apa alias gabut. lagu-lagu beraliran rock, pop, techno, keroncong, dangdut biasanya memiliki ciri khas dan penikmat setianya masing-masing. Begitu juga shoegaze, aliran musik ini memiliki ciri khas dalam musiknya tersebut.

Gigs Shoegaze
https://siasatpartikelir.com/hormat-kami-untuk-kalian-para-pembuat-gigs/

Sebenarnya, musik shoegaze bukan hal baru dalam industri musik Indonesia. Beberapa tahun kebelakang, shoegaze sudah memiliki pendengar setia. Bahkan event-event besar maupun kecil sudah mulai bermunculan dengan mengundang band beraliran musik tersebut untuk tampil.

Awal Kemunculan Musik Shoegaze

Musik shoegaze sendiri adalah aliran musik yang berasal dari Britania Raya atau lebih khususnya Inggris, pada akhir 1980-an hingga awal 1990-an. Munculnya jenis musik tersebut, berangkat dari keresahan anak muda atas berkuasanya partai konservatif yang mengekang kebebasan berekspresi mereka. Maka, musik menjadi jalan alternatif bagi anak-anak muda di Inggris untuk menyalurkan keresahan dan kebimbangan yang mereka rasakan.

Banyak para pemerhati musik beranggapan, bahwa shoegaze tidak tepat untuk masuk ke kategori aliran/genre musik. Sikap anggota band yang tampil pun lebih tenang, serta berfokus kepada effect yang berada di kaki mereka, terutama untuk pemain gitar dan bass. Dari sana shoegaze menjadi istilah bagi orang-orang yang memainkan aliran musik tersebut. Alasan para personil band berfokus kepada alat mereka masing-masing, karena lagu yang mereka bawa, bertujuan menghasilkan distorsi suara dari instrumen daripada suara vokal.

Serupa Tapi Tak Sama

Seperti penjelasan sebelumnya, musik yang tergolong aliran shoegaze sering dikaitkan dengan genre serupa seperti, rock dan dream pop akibat dari suara musik yang sama. Namun, adanya penggunaan reverb, chorus, dan effect dalam gitar elektrik yang menghasilkan suara lebih bergetar dengan tempo yang singkat, menjadikan ciri khas yang berbeda jika mendengarkan lagu genre rock.

Berbeda dengan dream pop. Secara sekilas, ketika mendengarkan musiknya,, perbedaan kedua musik tersebut memang terdengar sangat tipis. Tapi, jika mendengar lebih mendalam lagi, dream pop tidak menggunakan effect yang berlebihan serta vokal pun lebih jelas daripada genre shoegaze.

Kepopuleran Musik Shoegaze

Di Indonesia, pendengar musik jenis ini tergolong sedikit dan hanya beberapa band yang terdengar mencuat. Namun, bukan berarti tidak pernah ada jejaknya sama sekali. Band asal Bandung yaitu Cherry Bombshell merupakan salah satu band yang membawakan musik shoegaze ke pasar musik Indonesia. Band ini, terbentuk pada tahun 1995 dan mulai mengisi suara di kota-kota pada tahun 2000-an dalam skena musik underground.

Untuk kalian yang ingin mencoba mendengarkan musik jenis ini, bisa mulai mendengarkan karya dari band Heals serta Themilo.

Ini personil band heals
https://www.djarumcoklat.com/coklatnews/tatap-muka-bersama-para-pemilik-terapi-ampuh-nugaze-heals

Band Heals dengan lagu berjudul ‘False Alarm‘, merupakan salah satu yang sering didengarkan di layanan streaming musik Spotify.

Ini gambar album themilo
https://hot.detik.com/new-release/d-1640779/photograph-album-potret-kegalauan-the-milo

Sedangkan bagi Themilo, lagu berjudul ‘For All The Dreams That Wings Could Fly‘ bisa menjadi pintu utama mendengarkan lagu-lagu shoegaze lainnya.