Kebiasaan aneh di Batavia 1708 ini masuk dalam catatan Francois Leguat saat mengunjungi Jawa dengan terpaksa. Salah satunya, ia menuliskan mengenai, perempuan, kebiasaan, dan komentar terhadap Ibu Kota Hindia-Belanda saat itu.

Batavia: Dari Pusat Perdagangan hingga Menjadi Ibu Kota

Kompeni di Hindia-Belanda mendirikan benteng pada 1619. Benteng tertutup yang terletak di Pantai Utara Jawa dan dilengkapi dengan senjata. Benteng ini biasa kita kenal dengan sebutan Kasteel Batavia. Batavia awalnya menjadi pusat dagang dari VOC yang sedang mengembangkan perdaganganya. Namun seiring perjalanannya, Batavia juga menjadi ibukota seluruh Hindia-Belanda / Hindia Timur Belanda. Pada masa itu, banyak orang Barat yang datang mengunjungi Jawa, dan mereka memiliki kebiasaan untuk membuat catatan mengenai daerah yang mereka kunjungi. Dari banyaknya orang yang berkelana mengunjungi Jawa dan membuat catatan, salah satunya adalah Francois Leguat.

Kedatangan Francois Leguat ke Pulau Jawa

Francois Leguat merupakan seorang pengunjung yang datang secara terpaksa ke Jawa. Ia adalah seroang penjelajah yang berasal dari Francis. Saat itu, Francois Leguat dan rombongan kecil Huguenotnya mendapat sedikit masalah dengan Gubernur Jenderal di Mauritius ~merupakan negara kepulauan di barat daya Samudra Hindia, Afrika. Yang juga pernah menjadi jajahan Belanda~ hingga mereka di tahan. Karena Leguat dan rombonganya berusaha melarikan diri, Pada tahun 1698, mereka dipindahkan oleh Gubernur Jenderal ke Batavia. Di Batavia, mereka ditahan selama dua tahun. Setelah itu, Leguat akhirnya bisa pulang ke Eropa lalu menetap di Inggris. Tahun 1708, Francois Leguat menerbitkan sebuah tulisan tentang pertualangan dan kesialanya selama ia berada di Batavia (Rush, 2013:16). Dalam Tulisanya, Francois Leguat diantaranya membahas Batavia dari segi kebiasaan setempat, para wanitanya, dan mengomentari mengenai ibu kota Koloni yang baru itu. Di bawah sini akan dituliskan mengenai kesaksian Francois Leguat terhadap Batavia. 

Kebiasaan Aneh di Batavia

Batavia merupakan sebuah daerah kota dan pemukiman yang sekitarnya ditinggali oleh banyak bangsa, diantaranya adalah Belanda, Francis, Jerman, Portugis, Jawa, Cina, dan Moor. Di Batavia, bahasa yang banyak digunakan adalah Belanda, Melayu, Portugis, dan Cina. Kompeni pada saat itu berkuasa mutlak di daerah tersebut. Adapun sejumlah pribumi yang menjadi pejabat picik dengan berlindung dibawah kekuasaan Kompeni. Namun, Sultan Japar (Jepara) paling keras diantara segalanya, tidak bisa dikatakan berdaulat diseluruh negeri, karena Belanda memiliki beberapa benteng dan garnasium di sana.

Semua orang disana mengetahui apa itu daun sirih dan buah pinang. Dikunyah setiap saat oleh setiap orang di pulau ini untuk melindungi gusi dan perut mereka. Pria, Wanita, dan anak-anak, semuanya mengunyah itu. Terkadang mereka juga menelan cairannya. Cairan berwarna merah seperti darah yang memberi warna pada ludah. Kedua benda itu memiliki efek meningkatkan cairan pada ludah, sehingga orang-orang yang mengonsumsi itu memiliki bibir yang nampak seperti berdarah setiap waktu, dan tentu hal itu bukan menjadi sesuatu yang menarik untuk dilihat. Orang-orang yang tidak terbiasa mengonsumsi obat ini, akan merasa tidak enak. Namun, jika sudah terbiasa obat ini terasa seperti tembakau, dan akan sulit untuk berhenti mengonsumsinya.

Sirih memang membuat gusi menjadi kuat, namun pada saat yang sama sirih juga membuat gigi menjadi hitam menyeramkan. Orang-orang itu kurang mengerti mengenai keindahan mulut yang bersih dan segar. Biasanya, orang-orang membungkus 1/4  buah pinang kedalam beberapa lembar daun sirih. Lalu mengunyahnya secara bersamaan. Ada juga yang menambahkan sedikit kapur yang dihancurkan, namun hal itu tidak umum dilakukan di Batavia. 

Sabung Ayam di Batavia

Permainan Sabung Ayam merupakan salah satu permainan paling populer di pulau ini. Banyak dari mereka yang mengembangbiakkan hewan ini untuk tujuan tersebut. Ayam itu lalu dipersenjatai dengan taji tajam yang terbuat dari besi. Orang Jawa merupakan pengatur permainan ini. Siapa saja yang ingin ikutan bisa mendatangi mereka dengan gratis. Semua orang yang hadir dalam sabung ayam akan melakukan taruhan, dan tidak jarang nilai taruhannya tersebut sangat besar. Di Inggris, permainan ini juga sering ditemukan. Umumnya Ayam Jantan di Inggris akan dibuat lebih lincah dengan cara memotong ekor mereka dan mencabuti bulunya di bagian lain tubuh mereka. Beberapa ayam jantan itu telah memberi keuntungan yang besar bagi para pemilik mereka.

kebiasaan aneh di Batavia
Infografis by Bertutur.com

Pesona Wanita-wanita Jawa

Para Wanita Jawa, menurut kabar yang beredar, sangat mudah jatuh cinta, dan yang tidak biasa dalam hal ini adalah, mereka memiliki hasrat kuat dan membara. Mereka sering menggunakan ramuan cinta. Mereka akui jika kekasihnya terlihat mulai tidak setia, maka mereka tidak segan untuk memberikan ramuan yang bisa mengirim para kekashnya ke dunia bawah tanah itu.

Para wanita ini kebanyakan tidak bekerja diluar, sehingga mereka memiliki kulit yang tidak terlalu kecoklatan, terkadang juga mereka terlihat seperti golongan Eropa kelas atas. Wanita Jawa mempunyai bentuk wajah yang menarik, terutama kaum-kaum mudanya, berdasarkan kecantikan yang kami gunakan.

Buah dada mereka besar dan montok, tidak seperti milik para wanita asli penduduk Afrika yang tinggal di dekat daerah Cape (Tanjung) yang umumnya memiliki ukuran sangat besar dan menggantung turun. Wanita Jawa memiliki muka yang bersih dan rupawan meski sedikit kecoklatan. Mereka memiliki tangan halus, sikap lemah lembut, mata mereka memancarkan sorot jenaka juga tawa yang terdengar indah.

Saya melihat tarian paling memukau di sana. Mereka melakukan atraksi di jalanan dengan membawa sejenis genderang yang dipukul untuk mengiringi gerakan penari. Setelah sang dara mengakhiri tariannya, beberapa orang akan memberi sesuatu sebagai penyemangat. Para wanita Jawa ini memiliki kepercayaan yang mengharuskan untuk membersihkan seluruh tubuh beberapa kali dalam sehari. Kebiasaan mereka itu, seperti yang telah saya amati selama ini, membuat mereka memiliki kulit yang begitu halus dan lembut. Bagaimana pun juga, saya tidak tahu, apakah Jawa adalah negeri yang sopan atau tidak.

Kebiasaan Jelek Wanita Jawa

Namun, setelah saya banyak memuji kaum wanita yang menyenangkan ini, saya pun harus menceritakan keburukan mereka, bahwa benar adanya, apa yang selama ini saya dengar bahwa mereka merupakan perempuan yang begitu tidak setia terhadap suaminya. Walau begitu, mereka begitu tunduk terhadap suami. Mereka duduk bersimbuh dibawah tanah, sedangkan para suami duduk diatas kursi, terutama jika mereka kedatangan orang asing. Tapi umumnya, posisi bersimpuh ini tidak ada kaitannya dengan ketulusan mereka.

Para wanita Jawa bisa berpergian dengan rambut tergerai, menggunakan lengan pendek yang dibalut rompi pendek. Mereka menggunakan potongan baju yang pas, sehingga tidak perlu lagi dikancingi. Mereka juga biasanya menggunakan pakaian dengan potongan leher yang rendah, sehingga sebagian besar payudara mereka terbuka. Di bawah baju ini, mereka menggunakan korselet yang bahkan tidak menutupi bagian pinggul. Mereka melilitkan selendang berwarna-warni untuk mempercantik tampilan, digunakan menyerupai rok dalam. Kain tipis ini menutupi tubuh bagian bawah mereka hingga ke pergelangan kaki. Namun, karena mereka tidak pernah menggunakan pelapis lain, maka selalu terlihat sedikit warna kulit mereka yang kecoklatan.

Bentuk pakaian mereka ketat di badan, sehingga menampilkan bentuk badan yang bagus disebagian orang, dan tidak di sebagian lainnya. Wanita dengan kekayaan yang banyak, akan menggunakan slop. Saya pikir ini menjadi bentuk kehormatan, karena sangat sedikit wanita menggunakan slop, walaupun harganya tergolong murah. 

Pindah Agama Jalur Pernikahan

Ketika para wanita Jawa ini menikah dengan bangsa Belanda / penganut agam Kristen, mereka diharuskan untuk menganut agama Kristen juga. Namun, anak-anak yang terlahir dari pernikahan semacam ini, selalu kembali menganut kepercayaan Jawa. Kurangnya jumlah wanita Kristen di Batavia, menyebabkan banyak lelaki kristen berpasangan dengan wanita Jawa yang notabene beragama Islam. Jumlah lelaki yang berpindah agama jauh lebih sedikit, karena hanya ada sedikit wanita Kristen, yang itu pun akan didapatkan oleh pria Kristen juga. Orang-orang Jawa tidak dapat mendapatkan mereka, sehingga, membiarkan para wanita mengubah kepercayaan sesuai kehendaknya (Leguat, 1708: 183, 186, 189, 212,213,214)

Sumber

  1. Leguat, Francois. 1708. A New Voyage to The East-Indies by Francois Leguat and His Companions. London: R. Bonwicke et al.
  2. Rush, James R. 2013. Jawa Tempo Doeloe. Jakarta: Komunitas Bambu.