Kemunculan Organisasi Indische Partij

kemunculan organisasi indische partij

Kemunculan Organisasi Indische Partij

Dalam perkembangan sejarah pergerakan nasional. awal pertumbuhannya konsepsi yang bercorak politik dan program nasional yang meliputi nasionalisme modern bisa dikatakan diawali oleh kemunculan organisasi Indische Partij. Organisasi ini ingin menggantikan De Indische Bond sebagai organisasi kaum Indo dan Eropa di Indonesia, yang didirikan tahun 1898. Perumus gagasan itu adalah Ernest François Eugène Douwes Dekker (Danudirdja Setiabudi), yang melihat keganjilan dalam masyarakat kolonial khususnya diskriminasi antara keturunan Belanda totok dan kaum Indo. Douwes Dekker meluaskan pandangannya terhadap masyarakat Indonesia umumnya, daripada hanya membatasi pandangan dan kepentingan golongan kecil masyarakat Indo, yang masih tetap hidup dalam situasi kolonial. Nasib para Indo tidak ditentukan oleh pemerintah kolonial, tetapi terletak di dalam bentuk kerja sama dengan penduduk Indonesia lainnya (Marwati, 2008: 351-352).

Untuk persiapan pendirian Indische Partij, Douwes Dekker mengadakan perjalanan propaganda di Pulau Jawa yang dimulai pada tanggal 15 September sampai 3 Oktober 1912. Di dalam perjalanan inilah ia bertemu dengan dr. Cipto Mangunkusumo di Surabaya, yang langsung mengadakan pertukaran mengenai soal-soal yang berkaitan dengan pembinaan partai yang bercorak nasional. Di Bandung, ia mendapat dukungan dari Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat. Maka mereka inilah disebut dengan ”Tiga Serangkai” pendiri Indische Partij, dan resmi didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 (Utomo, 1975: 71).

Tujuan dari Indische Partij

Tujuan Indische Partij adalah membangunkan patriotisme semua pribumi terhadap tanah air, yang telah memberi lapangan hidup kepada mereka, agar mereka mendapat dorongan untuk bekerja sama atas dasar persamaan kehidupan rakyat yang merdeka. Usaha-usaha untuk mencapai tujuan itu adalah memelihara Nasionalisme Hindia dengan meresapkan cita-cita kesatuan kebangsaan semua bangsa Hindia, menyatu padukan intelek secara bertahap kedalam golongan-golongan bangsa yang masih hidup bersama dalam keadaan terpisah karena ras peralihan masing-masing (Sudiyo, 2004: 37).

Indische Partij merupakan organisasi modern ketiga yang berdiri setelah Budi Utomo dan Sarekat Islam. Organisasi ini merupakan organisasi pertama yang secara tegas menyatakan bahwa mereka berpolitik. Dengan demikian, maka Indische Partij adalah partai politik pertama di Indonesia. Semboyan “Indie untuk Indiers” berusaha untuk membangunkan rasa cinta tanah air dari semua pribumi, berusaha mewujudkan kerja sama yang erat untuk kemajuan tanah air dan menyiapkan kemerdekaan. Sifat keberanian organisasi ini sangat menonjol, yaitu melalui tulisan-tulisan beberapa tokoh pelopornya yang dimuat dalam berbagai majalah. Suwardi Suryaningrat menulis dalam harian De Express dengan judul “Als ik een Nederlander was (Andaikata saya seorang Belanda). Tulisan ini sebenarnya untuk menyindir pemerintah Hindia Belanda, yang pada waktu itu mengadakan peringatan 100 tahun pembebasan negeri Belanda dari penjajahan Prancis. Dalam peringatan tersebut diperlukan biaya yang dipungut dari penduduk Hindia Belanda. Yang berarti penduduk negeri jajahan diajak untuk berfoya-foya dalam peringatan bangsa yang menjajah itu untuk kepentingan dirinya (Marwati, 2008: 352).

Tertangkapnya Suwardi dan Dr. Cipto

Dengan tulisannya itu, maka Suwardi ditangkap. Berhubung Suwardi termasuk salah satu pendiri Indische Partij, maka Dr. Cipto berusaha membelanya. Tulisan dr. Cipto tersebut dimuat dalam majalah Indische Partij yang bernama Het Tijdschrift dan hariannya bernama De Express. Adapun judul tulisan tersebut berbunyi “Kekuatan atau Ketakutan”. Setelah tulisan dr. Cipto tersebut beredar di majalah, maka tidak lama kemudian dr. Cipto pun ditangkap. Dengan demikian pendiri Indische Partij tersisa Douwes Dekker seorang. Karena Indische Partij bergerak langsung dalam bidang politik, tidak mustahil apabila tokoh-tokohnya mendapat pengawasan secara ketat oleh pemerintah Hindia Belanda. Pergerakan dalam bidang politik pada masa itu memang masih sangat berbahaya. Organisasi yang tampak bergerak dalam bidang politik sudah pasti mendapat tuduhan oleh pemerintah Hindia Belanda bahwa organisasi tersebut akan melakukan pemberontakan pada pemerintah (Pringgodigdo, 1994: 13).

Tertangkapnya Douwes Dekker

Walaupun sudah jelas kegiatan Indische Partij mendapat pengawasan sangat ketat, namun, Douwes Dekker tetap meneruskan perjuangannya. Dia berusaha mengadap kepada Gubernur Jenderal dengan tujuan ingin melepaskan dan bersedia mengubah pasal-pasal anggaran dasar Indische Partij, apabila dianggap membahayakan pemerintah. Akan tetapi usahanya sia-sia, karena pada tanggal 11 Maret 1913, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peringatan kepada Indische Partij dan organisasi ini dinyatakan sebagai partai terlarang. Pergerakan partai ini, setelah Suwardi dan dr. Cipto ditangkap, maka Douwes Dekker terus mengadakan pembelaannya. Di dalam majalah harian Indische Partij, Douwes Dekker menulis pembelaan itu dengan judul “Pahlawan kita Suwardi Suryaningrat dan Cipto Mangunkusumo”. Setelah tulisan ini diketahui oleh pihak pemerintah, Douwes Dekker pun ditangkap pula oleh pemerintah. Dengan demikian, “Tiga Serangkai” semuanya telah ditangkap pada tahun 1913. Partai politik pertama di Indonesia ini hanya bertahan selama satu tahun saja. Di usianya yang singkat, karena dipaksa bubar oleh pemerintah Hindia Belanda, Indische Partij berhasil menyuburkan semangat nasionalisme. Organisasi politik ini meniupkan napas panjang bagi aksi-aksi pergerakan setelah itu (Pringgodigo, 1994: 14).

Daftar Sumber

  • Buku
  1. Marwati Poesponegoro. 2008. Munculnya Elite Modern Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
  2. Pringgodigdo, A. K. 1994. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat.
  3. Sudiyo 2004. Pergerakan Nasional Mencapai dan Mempertahankan Kemerdekaan. Jakarta: Rineka Cipta.
  4. Utomo, Cahyo Budi. 1975. Dinamkika Pergerakan Kebangsaan Indonesia. Semarang: IKIP Semarang Press.
0 0 votes
Beri Kami Nilai
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback
1 year ago

[…] Baca Juga […]