Sekitar 20 jam yang lalu, dalam sebuah unggahan di Instagram pribadinya, Eka Kurniawan membuat sebuah postingan yang berjudul “HAPPY PUBLICATION DAY”. Ya, seperti yang kita tahu beberapa minggu kemarin Eka Kurniawan sedang sibuk-sibuknya menyiapkan rilisan novel terbarunya yang berjudul Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong.
Seperti yang dikatakan Eka Kurniawan dalam postingannya tersebut, bahwa buku ini memang sudah ada beberapa orang yang membeli dan membacanya, namun secara resmi novel tersebut beredar pada hari Rabu, 31 Juli 2024.
Daftar Isi
ToggleAnjing Mengeong, Kucing Menggonggong Tersedia di Outlet Gramedia
Kawantur pada nungguin novel ini juga kan pastinya? Ya, seperti yang telah kita ketahui, novel-novel dari Eka Kurniawan ini kerap menjadi best seller, dari Cantik Itu Luka, Seperti Dendam, Rindu Harus diBalas Tuntas, Lelaki Harimau, Sumur, dan lain-lain.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Novel Sejarah Indonesia Terbaik, Jangan Sampe Kelewatan Baca!
Eka Kurniawan selalu berhasil memberi nuansa yang beragam dari setiap karya novelnya, sehingga kita bisa merasakan nyawa dari sebuah novel tersebut. Nah, untuk kalian yang sudah tidak sabar lagi untuk meminang novel terbaru dari Eka Kurniawan ini, tenang aja, Novel ini tersedia di berbagai outlet online, maupun offline, baik di Gramedia sebagai penerbit dari buku ini, maupun di banyak toko buku kesayangan kalian. Jadi, tunggu apalagi, yuk segera beli novelnya, dan mulailah merasakan petualangan seru bersama novel Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong.
Detail Buku
Detail Buku Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong dilansir dari Gramedia.com
Judul Buku : Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong
Jumlah Halaman : 148
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tanggal Terbit : 31 Juli 2024
Berat : 0, 25 KG
ISBN : 97860206733851
Lebar :14 CM
Panjang : 21 CM
Bahasa : Indonesia
Harga : Mulai Dari Rp 159.000 (HC)
Deskripsi Buku
“Berbuatlah sedikit dosa, Jamal,” kata Sato Reang kepada satu kawan sekelasnya. jamal anak yang saleh, selalu sembahyang lima kali sehari, juga rajin mengaji. “Pahalamu sudah banyak. Bertumpuk-tumpuk. Tak akan habis dikurangi timbangan dosamu.”
Prolog
Aku berhenti pergi ke masjid. Aku berhenti sembahyang. Aku tak lagi mengucapkan doa sebelum tidur. Sato Reang makan menggunakan tangan kiri, bodo amatlah, dan masuk ke rumah tanpa mengucapkan salam. Jika sedang malas, aku pipis di samping pohon pisang tanpa cebok.
Tak ada petir menyambarku seperti pecut api. Tak ada gempa meruntuhkan rumahku. Tak ada anjing sekonyong datang dan menggigit betisku. Sato Reang bisa makan kenyang. Ia bisa tertawa riang untuk lelucon paling garing. Ia bisa tidur nyenyak, seperti sebongkah pohon, dan terbangun dengan perasaan penuh binar. Tentu sesekali ia menderita kesialan kecil, seperti gatal-gatal di bokong, tapi itu mudah saja disembuhkan dengan salep murah dari warung.
“Berbuatlah sedikit dosa, Jamal,” kataku kepada satu kawan sekolah, seolah ingin menyebarkan pencerahan yang kuperoleh. “Kau anak saleh. Pahalamu sudah banyak. Bertumpuk-tumpuk. Tak akan habis dikurangi timbangan dosamu.” Mendengar kata-kataku tersebut, Jamal akan terdengar bergumam, memohon perlindungan dari Tuhan.