Hallo Kawantur kali ini Mintur mau bahas mengenai Pembentukan RIS, mau tau gimana sejarahnya? yuk simak artikel bertutur yang satu ini
Daftar Isi
TogglePembentukan RIS
Salah satu periode yang paling krusial dalam bidang politik ketatanegaran Indonesia adalah tahun 1950. Secara resmi Indonesia saat itu berbentuk federal, sesuai dengan hasil KMB. Akan tetapi realita di lapangan, muncul tuntutan perubahan bentuk negara karena tidak sesuai dengan amanat proklamasi dan UUD 1945. Kondisi itu semakin kuat, ketika kaum republiken yang menghendaki bentuk negara kesatuan memperoleh banyak momentum menguntungkan bagi tuntutan mereka. Peluang mereka semakin besar, ketika kaum federalis banyak melakukan gerakan politik dalam upaya mempertahankan bentuk negara federal yang sesuai dengan Konstitusi RIS, undang-undang dasar yang resmi digunakan oleh Bangsa Indonesia saat itu. Pada akhirnya bentuk negara federal secara resmi kemudian diubah menjadi kesatuan pada 17 Agustus 1950. Dengan demikian, secara resmi berakhir berbagai macam pergolakan politik tentang bentuk negara yang digunakan Bangsa Indonesia. Hal itu sekaligus juga menandai kemenangan kaum republiken atas federalis, dalam perjuangan selama 5 tahun (Kahin, 1995: 571).
Dengan dinilainya hasil-hasil KMB oleh KNIP yang bersidang 6-15 Desember 1949, terbentuklah Republik Indonesia Serikat (RIS). Negara yang berbentuk federasi ini terdiri dari 16 negara bagian yang masing-masing mempunyai luas daerah dan jumlah penduduk yang berbeda. Negara bagian yang terpenting, selain Republik Indonesia yang mempunyai daerah terluas dan penduduk terbanyak, ialah Negara Sumatra Timur, Negara Sumatra Selatan, Negara Pasundan, dan Negara Indonesia Timur (Swasono, 1980: 184-187).
Soekarno Menjadi Presiden Indonesia Serikat
Dalam sidang pertama Parlemen dan Senat Republik Indonesia Serikat pada 16 Desember 1945, Ir. Soekarno terpilih sebagai Presiden RIS. Untuk membentuk cabinet, Presiden menunjuk empat orang formatur, dua orang dari RI yakni Mohammad Hatta dan Sultan Hamengkubuwono IX dan dua orang dari negara federal yakni Anak Agung Gede dan Sultan Hamid II. Pada tanggal 20 Desember, kabinet RIS terbentuk dengan Mohammad Hatta sebagai Perdana Menteri. Kabinet RIS di bawah pimpinan Hatta memerintah sampai dengan 17 Agustus 1950. Pada hari itu RIS menjelma menjadi negara kesatuan Republik Indonesia. Dengan demikian, negara federal itu tidak sampai mencapai usia 1 tahun. Dalam usia yang singkat itu, RIS dengan pemerintahanan yang di komandoi oleh Perdana Menteri, harus memecahkan masalah-masalah yang timbul akibat perang kemerdekaan dan masalah-masalah yang berhubungan erat dengan kehidupan suatu negara muda (Moedjanto, 1988: 70).
Terjadinya Inflasi
Perang kemerdekaan mengakibatkan banyak prasarana yang hancur, keadaan ekonomi pada umumnya buruk, dan di sana-sini terdapat pula kerusakan mental. Di bidang ekonomi masalah utama adalah terdapatnya inflasi dan defisit dalam anggaran belanja. Untuk mengatasi inflasi, pemerintah mengeluarkan peraturan pemotongan uang pada tanggal 19 Maret 1950. Peraturan ini menentukan bahwa uang yang bernilai 2,50 gulden ke atas dipotong menjadi dua, sehingga nilainya tinggal setengahnya. Walaupun banyak pemilik uang yang terkena peraturan ini, pemerintah mulai dapat mengendalikan inflasi agar tidak cepat meningkat. Selain soal keuangan, ekonomi juga dapat diperbaiki, karena dengan meletusnya Perang Korea, perdagangan ke luar negeri meningkat, terutama untuk bahan mentah seperti karet, sehingga ekspor Indonesia meningkat dan pendapat negara juga bertambah (Kahin, 1995: 569).
Masalah utama lainnya, terdapat di bidang kepegawaian, baik sipil maupun militer. Setelah perang selesai, jumlah pasukan harus dikurangi karena keuangan negara tidak mendukungnya. Mereka perlu mendapat penampungan jika diadakan rasionalisasi. Oleh karena itu, pemerintah membuka kesempatan untuk melanjutkan pelajarannya dalam pusat-pusat pelatihan yang memberi pendidikan keahlian agar mereka dapat menempuh karier sipil professional. Juga dilakukan usaha transmigrasi dengan wadah Corps Tjadangan (CTN). Walaupun demikian, masalah ini belum dapat diselesaikan (Sewaka, 1955: 171).
Nah jadi begitu Kawantur sejarah singkat mengenai pembentukan RIS, semoga bermanfaat untuk Kawantur semua ya, jangan lupa kunjungi Bertutur tiap harinya, dan saksikan artikel-artikel menarik lainnya.
Daftar Sumber
- Buku
- Kahin, George Mc Turnan. 1995. Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
- Moedjanto, G. 1988. Indonesia Abad ke-20 II. Yogyakarta: Kanisius.
- Sewaka. 1955. Tjorat-tjoret dari Jaman ke Jaman. Bandung: Visser.
- Swasono, Meutia Farida. 1980. Bung Hatta: Pribadinya dalam Kenangan. Jakarta: Sinar Harapan.
[…] Baca Juga […]