Peristiwa Rengasdengklok dan Perumusan Teks Proklamasi

Peristiwa Rengasdengklok dan perumusan teks proklamasi

Edisi Vartikel

Perbedaan Pendapat Golongan Tua dan Muda

Kronologi terrjadinya peristiwa Rengasdengklok dimulai pada tanggal 14 Agustus 1945. Pada saat itu, ada sebuah berita terkait menyerahnya Jepang terhadap sekutu, sehingga terjadi perdebatan bahkan penculikan terhadap Soekarno dan Hatta yang dibawa ke Rengasdengklok untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Implikasi yang terjadi pada saat itu, dikarenakan adanya perdebatan yang cukup lama antara para pemuda dan juga golongan tua. Perdebatan tersebut terjadi karena adanya perbedaan pendapat antara golongan tua dan muda mengenai proklamasi kemerdekaan. (Hatta, 1970: 53).

Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok

Rengasdengklok dipilih untuk mengamankan Soekarno-Hatta berdasarkan perhitungan militer. Antara anggota Peta Daidan Purwakarta dan Daidan Jakarta terdapat hubungan erat sejak mereka mengadakan pelatihan bersama-sama. Disamping itu, Rengasdengklok letaknya terpencil, yakni 15 km dari Kedunggede, Karawang pada jalan raya Jakarta-Cirebon. Dengan demikian, dapat dengan mudah untuk mendeteksi gerakan tentara Jepang yang hendak datang ke Rengasdengklok, baik dari arah Jakarta maupun dari arah Bandung atau Jawa Tengah (Hatta, 1970: 53-54).

Maksud para pemuda menahan Soekarno-Hatta adalah untuk menekan mereka berdua supaya segera melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan terlepas dari setiap kaitan dengan Jepang. Agaknya kedua pemimpin senior itu mempunyai wibawa yang cukup besar, sehingga para pemuda segan untuk melakukan penekanan. Namun, dalam suatu pembicaraan berdua dengan Soekarno, Shodancho Singgih menganggap Soekarno menyatakan kesediaannya untuk mengadakan Proklamasi itu segera sesudah kembali ke Jakarta. Berdasarkan anggapan itu, Singgih pada tengah hari kembali ke Jakarta untuk menyampaikan rencana Proklamasi itu kepada kawan-kawannya. 

Kesepakatan Wakil Golongan Tua dan Muda

Sementara itu, di Jakarta, antara Mr. Ahmad Subardjo dari golongan tua dan Wikana dari golongan muda, tercapai kata sepakat bahwa Proklamasi Kemerdekaan harus dilaksanakan di Jakarta. Didapat pula bahwa Laksamana Tadashi Maeda bersedia untuk menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya. Berdasarkan kesepakatan itu, Jusuf Kunto dari pihak pemuda pada hari itu juga mengantarkan Mr. Ahmad Subardjo  ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Hatta. Di Rengasdengklok, Ahmad Subardjo memberi jaminan dengan taruhan nyawa nya bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00. Dengan jaminan itu, komandan kompi Peta setempat, Chudancho Subeno bersedia melepaskan Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta (Soebardjo, 1977: 108).

Penyusunan Naskah Proklamasi

Sesampainya di Jakarta pada pukul 22,00 WIB, rombongan menuju rumah Laksamana Maeda di jalan Imam Bonjol No. 1. Di rumah itulah naskah Proklamasi disusun. Rumah laksamana jepang itu dianggap merupakan tempat yang aman dari tindakan Pemerintah Militer Angkatan Darat. Kedudukan Maeda sebagai Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut di daerah kekuasaan Angkatan Darat, membuatnya memungkinkan untuk melakukan hubungan dengan Mr. Ahmad Subardjo dan sejumlah pemuda Indonesia yang bekerja di kantornya. Berdasarkan hubungan baik itu, rumah Maeda dijadikan tempat pertemuan antara berbagai golongan pergerakan nasional, baik golongan tua maupun golongan muda (Rokhamani, 1988: 65).

Di ruang makan rumah itu, dirumuskan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Maeda sebagai tuan rumah, mengundurkan diri ke kamar tidurnya di lantai dua. Miyoshi sebagai orang kepercayaan Nishimura bersama tiga tokoh pemuda yakni sukarni, Mbah Diro, dan B. M. Diah, menyaksikan Soekarno, Hatta, dan Ahmad Subardjo membahas perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan. Tokoh-tokoh lainnya menunggu di teras rumah. Perumusan berlangsung dengan lancer. Diantara rumusan Proklamasi, didapati kalimat yang diambil dari Piagam Djakarta, yaitu bab Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pada saat itu, Soekarno memegang pena dan menulis teks Proklamasi yang kalimatnya terdiri dari dua ayat. Ayat pertama yang ditulis “Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia” adalah kalimat yang diingat oleh Ahmad Subardjo dari Piagam Djakarta yang antara lain berbunyi “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya”. Kemudian, Hatta menyempurnakan teks Proklamasi dengan ayat kedua “Hal-hal mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya” (Nugroho, 1976: 10-11).

Terbentuknya Teks Proklamasi

Setelah naskah Proklamasi selesai dirumuskan, maka Soekarno, Hatta, dan Ahmad Subardjo menuju ke teras rumah untuk menemui hadirin yang telah menunggu. Waktu saat itu menunjukkan pukul 03.00 WIB. Soekarno menyarankan hadirin untuk ikut menandatangani teks tersebut. Hatta pun memperkuat keputusan itu dengan mengambil contoh kepada naskah “Declaration of Independence” Amerika Serikat. Saran itu ditentang oleh golongan muda. Mereka tidak setuju kalau golongan tua yang mereka sebut sebagai “budak-budak Jepang” untuk ikut menandatangani naskah Proklamasi. Akan tetapi, salah seorang tokoh pemuda, yakni Sukarni, mengusulkan agar yang menandatangani naskah hanya Soekarno dan Hatta saja atas nama bangsa Indonesia. Dengan disetujuinya usulan Sukarni itu oleh semua hadirin maka Soekarno meminta Sajuti Melik untuk mengetik naskah itu berdasarkan naskah tulisan tangan Soekarno (Nugroho, 1976: 11).

Daftar Sumber

  • Buku
  1. Hatta, Mohammad. 1970. Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945. Djakarta: Tintamas.
  2. Nugroho, Notosusanto. 1976. Naskah Proklamasi yang Otentik dan Rumusan Pancasila yang Otentik. Jakarta: Pusat Sejarah ABRI.
  3. Santoso, Rokhamani. 1988. Hari-hari Menjelang Proklamasi Kemerdekaan. Jakarta: Pusat Sejarah ABRI.
  4. Soebardjo, Ahmad. 1977. Lahirnya Republik Indonesia. Jakarta: PT Kinta.
0 0 votes
Beri Kami Nilai
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback
1 year ago

[…] Baca Juga […]