Persib Hari ini Ulang Tahun ! Selamat Ulang Tahun ke-90 Sib, 90 Menitmu di Senayan Selalu Menjadi Ingatan Manis Bagi Para Pencintamu
Sebagian besar masyarakat yang tinggal di Kota Bandung atau Jawa Barat yang menggemari sepak bola, tentu menjadikan Persib sebagai klub kebanggan mereka. Antusias masyarakat dalam mendukung tim yang dijuluki “Maung Bandung” ini tidak pernah berhenti, baik Persib sedang memiliki prestasi yang bagus maupun sedang krisis prestasi. Pendukung Persib yang lebih dikenal dengan bobotoh mempunyai antusias yang tinggi saat Persib bermain. Antusias ini terlihat salah satunya pada gelaran Liga Indonesia 1994/1995 atau dikenal dengan liga Dunhill.

Bobotoh Membirukan Stadion Utama Senayan

Bobotoh memenuhi Stadion Senayan Jakarta saat pertandingan final antara Persib vs petrokimia dengan jumlah yang datang ke stadion mencapai 120.000 penonton dengan mayoritas besar adalah bobotoh. Dari 120.000 penonton itu, pendukung dari Petrokimia hanya berjumlah 10.000 (Pikiran Rakyat, 31 Juli 1995). Jumlah penonton 120.000 adalah angka yang sangat besar bahkan melebihi kapasitas stadion senayan saat itu. Akibat sesaknya penonton, Pada gelaran final ini ternyata memakan korban. Setidaknya ada enam orang tewas dan 20 orang mengalami cedera (Pikiran Rakyat, 31 Juli 1995).
Liga Dunhill 1994/1995 sepertinya menjadi prime time dari Persib Bandung. Persib berhasil juara dengan keseluruhan tim, baik pemain maupun pelatih sama sekali tidak ada pemain asing. Juara dengan kelokalannya ternyata, menjadi penambah kepuasaan para bobotoh. Padahal pada saat itu beberapa klub lain sudah menggunakan pemain asing. Petrokimia misalnya, pada saat melawan Persib di final Liga Dunhill, Petrokimia menurunkan tiga pilar asing andalan mereka yaitu, Darryl Sinnerine (GK) berasal dari Trinidad dan Tobago, Carlos De Mello (RWF) berasal dari Brazil, dan Jacksen F. Tiago (CF) yang berasal dari Brazil.
Maung Bandung “Mengaum”

Pada hari Minggu, 30 Juli 1995, Maung asal Bandung Mengaum dengan kencangnya. Auman tersebut berhasil menggemparkan Stadion Utama Senayan, dan seantero pelosok Jawa Barat, mungkin juga Indonesia. Bertarung selama 90 Menit, dan Maung keluar menjadi yang terhebat di tanah air pada waktu itu. Mereka berhasil mencabik-cabik kekuatan Petrokimia di puncak pertarungan.
Bumi serasa benar-benar bergoncang, ketika Sutiono Lamso, berhasil melesakkan bola ke gawang Petrokimia menggunakan kaki kirinya yang dijaga oleh penjaga gawang tangguh Darryl Sinnerine (Pikiran Rakyat, 31 Juli 1995). Pada menit ke-75, mendapatkan umpan manis dari Yusuf Bachtiar sang “Jenderal Lapangan Tengah”, Sutiono Lamso tidak membuang-buang kesempatan itu dan berhasil mengantarkan Persib ke puncak prestasi Nasional. Kini Persib membuktikan bahwa mereka menjadi yang terhebat, dan bukan hanya pada kelompok perserikatan saja.
Tak hanya adu kekuatan dari para pemain. Namun kedua pelatih juga melakukan adu strategi. Antara Drs. Indra Thohir dan Andy Teguh, keduanya ingin mengeluarkan segala kemampuan yang mereka miliki untuk bisa membawa timnya menjadi pemenang. Dalam Pertandingan Final tersebut keduanya tampak menerapkan strategi mengawal permain yang dianggap berbahaya (Pikiran Rakyat, 31 Juli 1995). Namun, ternyata Persib kali ini lebih unggul. Para penyerang dari Petrokimia dibuat tak berdaya menghadi benteng tangguh asal Kota Kembang. Yadi Mulyadi yang sepanjang pertandingan terlihat tak sama sekali melepas Jacksen F. Tiago, akhirnya membuat penyerang asal negeri samba ini tak bisa berbuat banyak. Begitu juga Mulyana, pemain yang pada saat itu masih berusia muda, berhasil menahan penyerang berbahaya Petro lainnya yaitu Widodo C yang menjadi pemain terbaik di Piala Dunhill 1994/1995 (Pikiran Rakyat, 31 Juli 1995).
Starting XI Persib Bandung vs Petrokimia Putra pada Final Liga Dunhill 1994/1995

Adapun Saat Final berlangsung starting eleven dari kedua belah pihak adalah sebagai berikut:
- Persib Bandung
- Penjaga Gawang : Anwar Sanusi.
- Pemain Belakang : Dede Iskandar, Robby Darwis (C), Nandang Kurnaedi
- Pemain Tengah : Asep Kustiana, Yusuf Bachtiar, Yadi Mulyadi, Mulyana, Yudi Guntara.
- Pemain Depan : Kekey Zakaria, Sutiono.
- Pelatih : DRS. Indra M. Thohir
- Petrokimia Putra
- Penjaga Gawang : Darryl Sinnerine.
- Pemain Belakang : Arifin, Khusaeri (C), Suwandi HS, Sasi Kirono
- Pemain Tengah : Carlos De Mello, Rubianto, Eri irianto, Setio Budiarto
- Pemain Depan : Widodo C Putra, Jacksen F Tiago.
- Pelatih : Andy M. Teguh.
Perjalanan Persib Bandung dan Petrokimia Putra Mencapai ke Final
- Persib:
- Runner-up Grup Barat.
- 32 kali bertanding di putaran pertama dan kedua.
- Mengumpulkan 69 biji kemenangan.
- Rekor Bertanding 20 kali menang, 3 kali kalah, 9 kali seri.
- Gol Produktif 54-15.
- Masuk Grup B di putaran final bersama Petrokimia Puta, Assyabaab, dan
- Medan Jaya.
- Rekor bertanding di putaran final:
- Seri 0-0 dengan Petrokimia Putra.
- Menang 2-1 atas Medan Jaya.
- Menang 3-0 atas Assyabaab.
- Di Semi Final menang 1-0 atas Barito Putra.
- Petrokomia Putra:
- Juara Group Timur.
- 32 kali bertanding di putaran pertama dan kedua.
- Mengumpulkan 60 biji kemenangan.
- Rekor Bertanding : 17 kali menang, 6 kali kalah, dan 9 kali seri
- Gol Produktif 62-31
- Masuk Grup B di putaran final bersama Persib, Assyabaab, dan Medan Jaya
- Rekor Bertanding di Putaran Final:
- Seri 0-0 dengan Persib.
- Seri 2-2 dengan Assyabaab
- Menang 3-0 atas Medan Jaya.
- Di Semi Final menang 1-0 atas Pupuk Kaltim.
Antusiasme Bobotoh

Totalitas bobotoh juga terlihat saat final ISL (Indonesia Super League) tahun 2014, saat itu Persib berhadapan dengan Persipura. Pertandingan yang digelar di stadion Jakabaring Palembang ternyata tidak menyurutkan semangat bobotoh untuk bertandang ke Palembang. Tercatat pada saat itu bobotoh yang hadir mencapai 6.000 penonton (Tempo, 6 November 2014). Bobotoh menjadi salah satu pendukung tim sepak bola terbesar di Indonesia.
Kondisi seperti inilah yang membuat sepak bola di Kota Bandung menjadi sebuah olahraga yang mendapat perhatian dari masyarakat. Kecintaan terhadap Persib membuat masyarakat ingin selalu menyaksikan timnya untuk menang dan berprestasi di sepak bola Indonesia. Kembalinya Persib menjadi juara di tahun 2014 membuat bobotoh begitu senang. Penantian panjang bobotoh akan puasa gelar juara liga, akhirnya berakhir setelah terakhir kali Persib berhasil meraih juara liga pada kompetisi 1994/1995. Penantian panjang selama 19 tahun ini memang dirayakan begitu meriah oleh seisi masyarakat bandung maupun Jawa Barat. Namun kemenangan ini tidak lantas membuat bobotoh berhenti memberi masukan agar tim kebangganya mereka ini bisa terus meningkatkan prestasinya.
Salah Satu Harapan Bobotoh Untuk Persib menjelang ulang tahun ke-82
Ternyata banyak dari bobotoh yang tidak cukup dengan melihat Persib memenangkan pertandingan ataupun juara. Disisi lain bobotoh ternyata mempunyai harapan agar Persib bisa diisi oleh pemain-pemain yang memang asli putra daerah. Keinginan terlontar saat menjelang Persib merayakan perayaan ulang tahunnya yang ke-82 pada 14 Maret 2015. Saat menjelang perayaan ulang tahun Persib, banyak harapan dari bobotoh untuk tim kesayangan mereka ini.
Salah satunya harapan yang datang dari Nevi Efendi, ketua umum The Bombs (bobotoh maung bandung sejati) menginginkan agar Persib bisa dihuni banyak pemain daerahnya, baik orang Bandung atau orang Jawa Barat (Tempo, 11 Maret 2015). Dari ungkapan tersebut bisa dirasakan bahwa juara tidak lengkap rasanya bila tim yang berdomisili di Jawa Barat namun minim pemain putra daerahnya. Harapan tersebut diucapkan menjelang ulang tahun ke-82 Persib yang padahal, saat itu Persib belum genap satu tahun merayakan keberhasilan mereka meraih juara pada 2014/2015. Ternyata ada kepuasan sendiri dari bobotoh saat melihat Persib juara di tahun 1994/1995 karena pada saat itu Persib memang didominasi oleh pemain asli putra daerah.
Sumber
- Artikel dalam Surat Kabar
- Tempo, 11 Maret 2015
- Tempo, 6 November 2014
- Pikiran Rakyat, 12 Juli 1995
- Pikiran Rakyat, 29 Juli 1995
- Pikiran Rakyat, 30 Juli 1995
- Pikiran Rakyat, 31 Juli 1995
- Pikiran Rakyat, 1 Agustus 1995
- Pikiran Rakyat, 2 Agustus 1995