Pada era seperti ini, kebutuhan mendokumentasikan suatu momen sudah menjadi hal primer yang dilakukan oleh orang-orang. Baik untuk diunggah di media sosial, atau hanya sekedar untuk koleksi pribadi aja. Jasa foto dan video pun sudah makin marak, karena permintaan yang semakin meningkat. Hmm. tapi, Kawantur tau ga sih gimana sejarahnya fotografi itu bisa masuk ke Indonesia? Yuk simak artikel ini sampai habis ya
Daftar Isi
TogglePengertian Fotografi
Secara harfiah, fotografi bisa diartikan sebagai teknik melukis dengan cahaya, karena fotografi sendiri tersusun dari kata “foto” yang artinya cahaya dan “grafis” yang artinya gambar. Fotografi bisa tercipta melalui paduan yang romantis antara ilmu, teknologi, dan seni.
Sejarah Perkembangan Fotografi
Sebelum memasuki era digital seperti sekarang, setidaknya ada beberapa masa yang perlu kita runut untuk mengetahui lebih jauh lagi bagaimana terbentuknya fotografi ini. Yuk kita bahas masa-masanya di bawah sini, sebelum ke masuknya fotografi ke Indonesia.
1. Era 1000M
Sejarah mencatat nama Al Hazen, pelajar berkebangsaan Arab. Al Hazen menulis bahwa citra dapat dibentuk dari cahaya yang melewati sebuah lubang kecil.
2. Era 1400 M
Berlanjut pada 4 abad selanjutnya, Leonardo da Vinci menuliskan mengenai fenomena yang sama. Namun, Battista Della Porta yang menuliskan hal ini ke dalam bukunya yang berjudul Camera Obscura, dianggap sebagai penemu prinsip kerja kamera.
3. Awal Abad 17
Angelo Sala yang merupakan seorang ilmuwan asal Italia, menemukan bahwa jika serbuk perak nitrat bersentuhan dengan cahaya, warna nitrat tersebut akan berubah menjadi hitam. Dengan komponen kimia tersebut, Angelo Sala sudah berhasil merekam gambar-gambar, namun tidak bertahan lama. Yang menjadi masalahnya adalah, ia belum berhasil menemukan cara efektif dalam melakukan proses kimia setelah gambar-gambar itu terekam sehingga permanen.
4. Era Tahun 1727
Pada 1727, Johan Heinrich Schuize, yang merupakan seorang profesor farmasi dari Universitas di Jerman, menemukan hal yang sama pada percobaan yang tak berhubungan dengan fotografi. Ia memastikan, komponen perak nitrat menjadi hitam memang karena pengaruh dari cahaya, dan bukanlah dari panas.
5. Era Tahun 1800
Memasuki tahun 1800-an, Thomas Wedgwood yang merupakan seorang berkebangsaan Inggris, melalukan sebuah percobaan untuk merekam gambar positif dari citra yang telah melalui lensa kamera obscura (yang lebih kita kenal sebagai kamera), namun hasilnya masih belum seperti yang diharapkan.
Pada 1824, setelah melalui proses penyempurnaan yang panjang oleh berbagai negara, akhirnya Joseph Nicephore Niepee, sukses membuat sebuah gambar permanen pertama yang hingga kini disebut dengan “foto”.
Baca Juga: Memperingati Hari Film Nasional
Pada 25 Januari 1839, William Henry Fox Talbot, menunjukkan hasil penemuanya mengenai proses fotografi modern kepada Institut Kerajaan Inggris. Meski telah menggunakan kamera, sistem itu masih sederhana seperti apa yang sekarang diistilahkan Contact Print print yang dibuat tanpa pembesaran dan pengecilan)
Berlanjut pada 1840, Talbot memperkenalkan Calotype yang merupakan perbaikan dari versi sebelumnya, yang juga menghasilkan negative di atas kertas. Barulah, Abel Niepee de St Victor, yang merupakan keponakan dari Niepee memperkenalkan penggunaan kaca sebagai base negative yang menggantikan kertas.
Kemudian, pada Juni 1850, Robert Bingham yang merupakan ahli kimia dari Inggris, memperkenalkan penggunaan Collodion yang berfungsi sebagai emulsi foto. Hal ini cukup popular pada saat itu, dengan sebuatan WET_PLATE Fotografi.
Melalui berbagai penyempurnaan, penggunaan rol film akhirnya mulai dikenal. Pada Juni 1888, George Eastman asal Amerika, menciptakan sebuah revolusi fotografi dunia. Dari hasil penelitiannya sejak 1877, ia akhirnya membuat sebuah produk baru dengan merk “Kodak”, yang berupa sebuah kamera box kecil dan ringan yang telah berisi rol film untuk 100 exposure.
Berbeda dengan kamera sebelumnya yang sangat besar dan kurang praktis, produk baru Kodak ini memungkinkan untuk siapa saja bisa memotret dengan leluasa. Setelah itu, perkembangan fotografi terus berjalan dan mengalami perkembangan menjadi film-film digital yang mutakhir tanpa menggunakan rol film.
Sejarah Perkembangan Fotografi di Indonesia
Di Indonesia sendiri, ada nama Kassian Cephas. Seorang yang lahir di Yogyakarta, 15 Januari 1845 ini, diakui oleh banyak pihak sebagai fotografer pertama Indonesia. Kassian Cephas ini mempunyai studio foto di Yogyakarta, dan merupakan pemotret resmi Kraton Yogyakarta.
Era reformasi yang dimulai pada 1998 di Indonesia telah membawa dampak yang besar bagi berbagai aspek di masyarakat. Masyarakat yang pergerakannya begitu terbatas itu, mulai menemukan kebebasannya. Begitu pula dengan fotografi, yang mulai terbebas dari kerangkeng pemerintah. Para seniman fotografi mulai bisa memajang hasil-hasil karya idealis mereka melalui pameran-pameran.
Sejarah masuknya fotografi di Indonesia, dimulai pada tahun 1857, pada saat itu 2 orang juru foto bernama Woodbury dan Page membuka sebuah studio foto di harmonie, Batavia. Pada babak selanjutnya, studio foto semakin ramai di Batavia, dan banyak fotografer profesional maupun amatir mendokumentasikan hingar-bingar dan keberagaman etnis di Batavia.
Masuknya fotografi di Indonesia termasuk yang tidak lama dari lahirnya teknologi ini. Akibatnya, pada pertama masuk ke Indonesia, kamera yang digunakan masih kamera teknologi awal yang berat dan sederhana. Pada masa itupun, kamera hanya mampu menangkap objek yang statis.
Propaganda Jepang Membuat Teknologi Foto Semakin Canggih
Jepang yang masuk di Indonesia pada 1942, membuat transfer teknologi yang satu ini menjadi semakin berkembang. Strategi Jepang untuk menjinakkan Indonesia, salah satunya adalah melalui propaganda, yang mereka salurkan melalui Sendenbu (departemen propaganda Jepang). Karena kebutuhan propagandanya ini, Jepang mulai melatih orang-orang Indonesia untuk lebih baik lagi dalam menggunakan kamera. Orang Indonesia ini nantinya akan bekerja di kantor berita mereka, Domei. Diantara mereka yang dilatih ini ada nama Mendur dan Umbas bersaudara, yang membentuk nuansa baru Indonesia. Foto-foto mereka adalah visual khas revolusi, penuh dengan optimisme, kemeriahan, dan ambisi. Inilah momentum ketika fotografi benar-benar “sampai” di Indonesia. Ketika kamera mulai bisa merepresentasikan manusia dan bangsa Indonesia.
Sumber
- Supangkat, Jim. 2005. Urban/Culture. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
- Marien, Warner mary. 2015. Photography: A Cultural History. Canada USA: Perason Edcation.