Sejarah Pemilu 1955: Pemilu Pertama Bangsa Indonesia

Sejarah Pemilu 1955 Pemilu Pertama Bangsa Indonesia

Bagaimana sejarah pemilu di Indonesia? Pertanyaan yang harusnya masih banyak ditanyakan oleh masyarakat yang tinggal di negara demokrasi. Karena pemilu ini akan selalu ada selama negara ini berdiri,  ada baiknya kita lebih mendalami lagi pemilu-pemilu yang telah berlangsung sebelumnya. Dengan pengetahuan pemilu yang mendalam ini, niscaya kita bisa melangkah lebih baik di pemilu-pemilu yang akan datang. Berbicara mengenai sejarah pemilu di Indonesia? Mari kita bahas sejarah pemilu 1955 yang merupakan pemilu pertama yang diselenggarakan di Indonesia.

Pendahuluan Sejarah Pemilu 1955

Pemilu merupakan suatu agenda wajib yang harus dilaksanakan oleh negara manapun yang mengikrarkan diri sebagai negara demokrasi. Begitupun Indonesia, walaupun baru sekitar 10 tahun setelah merdeka Indonesia baru bisa melaksanakan kewajiban itu, namun tentu bukan tanpa alasan. Keyakinan para pendiri bangsa Indonesia untuk menciptakan negara demokrasi, sepertinya tidak usah diragukan lagi. Hal ini bisa dilihat dari rencana pemilu secara nasional ini telah diumumkan sejak 5 Oktober 1945 dalam persiapan rencana penyelenggaraan pemilu 1946. Pengumuman ini termuat dalam Maklumat X atau Maklumat Wakil Presiden Mohammad Hatta. Tujuan diadakan pemilu ini tidak hanya sekedar untuk memilih, tetapi suatu usaha dalam membangun negara.

Mengenai wacana yang sudah ada pada 1945, dan pemilu pertama baru terlaksana pada 1955, alasannya karena keadaan Indonesia pasca merdeka yang belum kondusif. Setelah mengikrarkan kemerdekaan, Indonesia harus berhadapan dengan serangkaian kejadian yang ingin mengganggu kedaulatan negara ini, baik dari negara luar seperti peristiwa Agresi Militer, maupun pemberontakan yang terjadi di banyak wilayah. Wajar pemerintah, serta masyarakat lebih mementingkan untuk mempertahankan kemerdekaan terlebih dahulu. Selain kondisi keamanan ini, tidak adanya perundang-undangan yang mengatur penyelenggaraan pemilu pun menjadi kendala pada saat itu.

Menjelang Pemilu 1955

Pemilu pertama Indonesia diadakan pada 1955 yang pada saat itu Indonesia sedang menjalankan pemerintahan parlementernya (Demokrasi Parlementer 1950-1959 atau biasa disebut juga demokrasi liberal). Pada masa ini kabinet datang silih berganti karena umurnya yang relatif pendek. Masa ini dimulai dari kabinet Natsir yang pertama kali diresmikan pada 7 September 1950. Kabinet Natsir memiliki beberapa program kerja yang salah satunya adalah mempersiapkan dan menyelenggarakan pemilihan umum untuk dewan konstituante dalam waktu yang singkat. Namun, karena umur kabinet ini yang hanya sekitar 6 bulan (bubar pada Maret 1951) wacana pemilu ini belum berhasil dilaksanakan. Setelah Kabinet ini bubar, kabinet terus silih berganti Sukiman, Wilopo, Ali Sastroamidjojo 1, yang keempatnya ini memiliki program “mempercepat penyelenggaraan pemilu” walaupun belum berhasil.

Dari tahun 1950-1955 ini terhitung ada empat kabinet yang memerintah sehingga rata-rata tiap tahun ada pergantian kabinet. Salah satu alasan para kabinet ini tidak bisa menjalankan programnya karena Parlemen terlalu sering menjatuhkan kabinet jikan kelompok oposisi kuat. Bahkan, pernah terjadi partai pemerintah menjatuhkan kabinetnya sendiri. 

Terlaksananya Pemilihan Umum 1955

Panitia Pemilihan Umum Pusat dibentuk pada 31 Mei 1954, yang diketuai oleh Hadikusumo (PNI). Pada 16 April 1955, Hadikusumo mengumumkan bahwa pemilihan umum untuk parlemen akan dilaksanakan pada 29 September 1955 (masa kabinet ali 1). Adanya pengumuman ini, membuat aktivitas kampanye dari tiap partai meningkat. Partai-partai ini berusaha mendapatkan suara terbanyak hingga melakukan kampanye ke pelosok-pelosok daerah.

Pemilu akhirnya tercipta pada masa Kabinet Burhanuddin Harahap. Burhanuddin Harahap yang menjadi pengganti dari Kabinet Ali Sastroamidjojo 1 rupanya berhasil mengadakan pemilu. Burhanuddin yang ditunjuk oleh Moh. Hatta untuk membentuk Kabinet, pada mulanya mendekati PNI dan menawarkan kedudukan Wakil Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri, dan Menteri Pekerjaan Umum. PNI menerima tawaran itu, tetapi PNI juga menuntut agar orang-orang yang akan duduk di dalamnya ditunjuk juga oleh pihak PNI. Formatur yang menghendaki agar orang-orang tersebut dipilih oleh formatur sendiri, tidak menyetujui tuntutan PNI tersebut. Alhasil jalan buntu antara keduanya pun tercipta. Akhirnya, Burhanuddin berhasil membentuk kabinet baru tanpa PNI. Kabinet ini terdiri dari 23 menteri dan didominasi oleh Masyumi

Golongan oposisi terus mendesak kabinet ini untuk segera dilaksanakannya pemilihan umum secepat mungkin. Panitia Pemilihan Umum Pusat telah menetapkan bahwa pemilihan untuk parlemen akan diadakan pada 29 September 1955. Suasana tegang semakin menjadi-jadi seiring mendekatnya waktu pemilihan pemilu. Koran-koran partai saling menyerang dan melontarkan tuduhan-tuduhan, serta saling menelanjangi satu sama lain. Tidak kurang dari 100 partai besar maupun kecil mengajukkan calon-calonnya untuk anggota DPR dan 82 untuk Konstituante. Selain itu, ada juga 86 organisasi dan perseorangan yang ikut dalam pemilihan umum.

Pada 29 September 1955, lebih dari 39 juta rakyat Indonesia memberikan suaranya di kotak-kotak suara. Hasil pemilihan Umum I ini akhirnya dimenangkan oleh empat partai, PNI, Masyumi, NU, dan PKI.

Pemilihan Umum untuk Konstituante diadakan pada 15 Desember 1955. Suasana dalam menghadapi pemilihan ini lebih tenang daripada ketika menghadapi pemilihan untuk DPR. Sepertinya rakyat sudah lebih berpengalaman untuk mengatasi situasi dan ketegangan saat pemilihan Konstituante ini.

Hasil Pemilihan Umum untuk DPR 1955  

NoPartai / Nama DaftarSuara%Kursi
1Partai Nasional Indonesia (PNI)8.434.65322,3257
2Masyumi7.903.88620,9257
3Nahdlatul Ulama (NU)6.955.14118,4145
4Partai Komunis Indonesia (PKI)6.179.91416,3639
5Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII)1.091.1602,898
6Partai Kristen Indonesia (Parkindo)1.003.3262,668
7Partai Katolik770.7402,046
8Partai Sosialis Indonesia (PSI)753.1911,995
9Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI)541.3061,434
10Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti)483.0141,284
11Partai Rakyat Nasional (PRN)242.1250,642
12Partai Buruh224.1670,592
13Gerakan Pembela Panca Sila (GPPS)219.9850,582
14Partai Rakyat Indonesia (PRI)206.1610,552
15Persatuan Pegawai Polisi RI (P3RI)200.4190,532
16Murba199.5880,532
17Baperki178.4810,471
18Persatuan Indonesia Raya (PIR) Wonosonegoro178.4810,471
19Grinda154.7920,411
20Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai)149.2870,401
21Persatuan Daya (PD)146.0540,391
22PIR Hazairin114.6440.301
23Partai Politik Tarikat Islam (PPTI)85.1310.221
24AKUI81.4540,211
25Persatuan Rakyat Desa (PRD)77.9190.211
26Partai Republik Indonesis Merdeka (PRIM)72.5230.191
27Angkatan Comunis Muda (Acoma)64.5150,171
28R. Soedjono Prawirisoedarso53.3060.141
29Lain-lain1.022.4332,71
Jumlah37.758.299 Suara100,00%257 Kursi
Sumber: kpu.go.id

Hasil Pemilihan Umum untuk Anggota Konstituante 1955

No.Partai / Nama DaftarSuara%Kursi
1.Partai Nasional Indonesia (PNI)9.070.21823,97119
2.Masyumi7.789.61920,59112
3.Nahdlatul Ulama (NU)6.989.33318,4791
4.Partai Komunis Indonesia (PKI)6.232.51216,4780
5.Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII)1.059.9222,8016
6.Partai Kristen Indonesia (Parkindo)988.8102,6116
7.Partai Katolik748.5911,9910
8.Partai Sosialis Indonesia (PSI)695.9321,8410
9.Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI)544.8031,448
10.Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti)465.3591,237
11.Partai Rakyat Nasional (PRN)220.6520,583
12.Partai Buruh332.0470,885
13.Gerakan Pembela Panca Sila (GPPS)152.8920,402
14.Partai Rakyat Indonesia (PRI)134.0110,352
15.Persatuan Pegawai Polisi RI (P3RI)179.3460,473
16.Murba248.6330,664
17.Baperki160.4560,422
18.Persatuan Indoenesia Raya (PIR) Wongsonegoro162.4200,432
19.Grinda157.9760,422
20.Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai)164.3860,432
21.Persatuan Daya (PD)169.2220,453
22.PIR Hazairin101.5090,272
23.Partai Politik Tarikat Islam (PPTI)74.9130,201
24.AKUI84.8620,221
25.Persatuan Rakyat Desa (PRD)39.2780,101
26.Partai Republik Indonesis Merdeka (PRIM)143.9070,382
27.Angkatan Comunis Muda (Acoma)55.8440,151
28.R. Soedjono Prawirisoedarso38.3560,101
29.Gerakan Pilihan Sunda35.0350,091
30.Partai Tani Indonesia30.0600,081
31.Radja Keprabonan33.6600,091
32.Gerakan Banteng Republik Indonesis (GBRI)39.8740,11
33.PIR NTB33.8230,091
34.L.M. Idrus Effendi31.9880,081
lain-lain426.8561,13
Jumlah37.837.105514

Sumber:

  1. Poesponegor, Marwati Djoened, dan Nugroho Notosusanto. 2008. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka
  2. C.S.T. Kansil (b). 1974. Inti pengetahuan Pemilihan Umum. Jakarta: Pradnya Paramita.
  3. P.K. Poerwantana.1994. Partai Politik di Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Kawantur, dengan diterbitkannya artikel ini, Mintur mau mengumumkan bahwa Bertutur akan ada rubrik yang khusus membahas Pemilu dari masa ke masa, nantikan terus rubrik ini, dan semoga cepet kegarap ya rubriknya.

0 0 votes
Beri Kami Nilai
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments