Sejarah Yakuza: Awal Terbentuknya Organisasi Yakuza

awal terbentuknya organisasi yakuza

Sejarah Yakuza ini menarik loh untuk dibahas, ehh bentar Mintur mau tanya ini Kawantur semua udah ga asing lagi kan sama istilah “Yakuza”? Nah, sekarang bertutur.com mau bahas nih, gimana sih organisasi ini bisa terbentuk. Yuk langsung aja simak artikelnya.

Sejarah Yakuza: Pembentukan Organisasi Yakuza

Awal terbentuknya organisasi Yakuza dimulai pada tahun 1612, saat Shogun Tokugawa berkuasa dan menyingkirkan Shogun sebelumnya. Pergantian ini mengakibatkan kira-kira 500.000 orang samurai yang sebelumnya disebut hatomo-yakko (pelayan shogun) menjadi kehilangan tuan, atau disebut sebagai kaum ronin. Ronin-ronin inilah kemudian menjadi penjahat. Mereka disebut sebagai kabuki-mono atau samurai nyentrik urakan yang berkeliaran membawa katana. Mereka berbicara satu sama lain dalam bahasa slang dan kode rahasia. Terdapat kesetiaan tinggi di antara sesama ronin, sehingga kelompok ini sulit dibasmi. Untuk melindungi kota dari para kabuki-mono, banyak kota-kota kecil di Jepang membentuk machi-yokko (sejenis penjaga kampung). Mereka ini terdiri dari para pedagang, pegawai, dan orang biasa yang mau menyumbang tenaganya untuk menghadapi kaum kabuki-mono. Walaupun mereka kurang terlatih dan jumlahnya yang relatif sedikit, tetapi ternyata para anggota machi-yokko ini sanggup menjaga daerah mereka dari serangan para kabuki-mono (Kaplan, 2011: 142).

Kehadiran Kaum Machi-Yokko

Pada kalangan masyarakat Jepang abad ke-17, kaum machi-yokko ini sudah dianggap seperti pahlawan. Machi-yokko ini kemudian membawa masalah, karena setelah mereka berhasil menyingkirkan para ronin, para machi-yokko ini meninggalkan profesi awal mereka dan memilih tetap menjadi preman. Hal ini makin diperkeruh lagi dengan turut campurnya Shogun dalam memelihara para machi-yokko ini. Machi-yokko dibagi menjadi dua profesi, yaitu kaum bokuto (penjudi) dan tekiya (pedagang). Kaum pedagang ini ternyata tidak benar-benar berdagang, melainkan memeras sesama pedagang lain. Walaupun begitu, kaum ini memiliki sistem kekerabatan yang kuat. Ada hubungan kuat antara Oyabun (Boss-bapak) dan Kobun (bawahan-anak), serta Senpai-Kohai (Senior-Junior) yang kemudian menjadi kental di organisasi Yakuza (Kaplan, 2011: 84).

Munculnya Istilah Yakuza

Kaum penjudi atau bokuto ini memiliki cerita lain. Pada awalnya mereka disewa oleh Shogun untuk berjudi melawan para pegawai konstruksi dan irigasi. Hal tersebut dilakukan agar gaji para pegawai konstruksi dan irigasi habis di meja judi, dan tenaga mereka bisa disewa dengan harga yang murah. Jenis judi yang dilakukan adalah menggunakan kartu hanafuda, dengan menggunakan sistem permainan yang mirip dengan permainan Black Jack. Dalam permainan kartu ini, para pemain dibagi tiga kartu. Jumlah angka yang mereka pegang berasal dari angka terakhir dari jumlah angka keseluruhan dalam kartu yang mereka miliki. Kekalahan dalam permainan terjadi bila total angka dari kombinasi kartu yang dimiliki berjumlah 20. Angka terakhir merupakan angka penentunya, dan angka 0 merupakan angka terburuk. Kombinasi tiga kartu terburuk yang menghasilkan angka 20 adalah angka 8, 9, dan 3. Tiga angka itu dalam bahasa Jepang menjadi ya-ku-sa. Dari situlah nama Yakuza muncul. Pada awalnya istilah ini digunakan oleh kaum bokuto untuk menjuluki orang yang kalah bermain kartu dan yang tidak berguna di kelompok mereka. Makin lama pengertian istilah ini makin meluas. Selain itu, istilah Yakuza tidak hanya digunakan oleh kaum bokuto, namun juga oleh kaum tekiya (Carlo, 2005: 305).

Yoshio Kodame: Godfather Yakuza

Kaum yang asalnya hanya bertugas melindungi masyarakat, menjadi kaum yang ditakuti. Para pemimpin pemerintahan Jepang memanfaatkan hal ini untuk mengendalikan masyarakat dan menggerakkan nasionalisme. Yakuza ikut direkrut oleh pemerintah Jepang dalam aksi pendudukan Manchuria dan China oleh tentara Jepang tahun 1930-an. Para Yakuza dikirim ke daerah tersebut untuk merebut tanah, dan memperoleh hak monopoli sebagai imbalannya. Peruntungan kaum Yakuza berubah setelah Jepang menyerang Pearl Harbour. Militer mengambil alih kendali dari tangan Yakuza. Para anggota Yakuza akhirnya harus memilih apakah bergabung dalam birokrasi pemerintah yaitu menjadi seorang tentara, atau masuk penjara. Setelah Jepang menyerah, para anggota Yakuza kembali ke masyarakat. Muncul satu orang yang berhasil mempersatukan seluruh organisasi Yakuza. Orang itu adalah Yoshio Kodame, seorang mantan militer dengan pangkat terakhir Admiral Muda. Yoshio Kodame berhasil mempersatukan dua fraksi besar Yakuza, yaitu Yamaguchi-gumi yang dipimpin Kazuo Taoka, dan Tosei-kai yang dipimpin Hisayuki Machii. Yakuza pun bertambah besar keanggotaannya, terutama pada tahun 1958-1963, saat organisasi Yakuza diperkirakan memiliki anggota 184.000 orang yang lebih banyak daripada anggota tentara angkatan darat Jepang saat itu. Yoshio Kodame dinobatkan sebagai godfather-nya Yakuza (Paul, 2008: 163).

Daftar Sumber

  • Buku
  1. Devito,
    Carlo. 2005. The Encyclopedia of International Organized Crime. New
    York: Facts On File.
  2. Kaplan,
    David E. 2011. Yakuza: Sejarah Dunia Hitam Jepang. Jakarta: Komunitas Bambu.
  3. Varley, H. Paul. 2008. Samurai
    Sejarah dan Perkembangan
    . Jakarta: Komunitas Bambu.
0 0 votes
Beri Kami Nilai
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback
1 year ago

[…] Baca Juga […]