Pada debat ketiga Pilpres 2024 di hari Minggu tanggal 7 bulan Januari, ada satu topik bahasan yang menarik mengenai hubungan internasional, yaitu Kerja Sama Selatan-Selatan. Dalam debat, calon presiden nomor urut 1 dan 2, yaitu Anies Baswedan dan Prabowo Subianto saling berdebat mengenai pemikiran masing-masing tentang topik ini.
Terlepas dari saling debat yang berlangsung pada debat ketiga Pilpres 2024 itu, tidak ada yang menyangkal bahwa Kerja Sama Selatan-Selatan menjadi landasan penting untuk negara-negara berkembang dalam upaya mengatasi tantangan pembangunan global.
KSS atau Kerjasama Selatan-Selatan adalah skema kerjasama antar negara berkembang yang dilakukan melalui berbagai hubungan bilateral dan multilateral secara mutual. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan solusi-solusi bersama bagi pembangunan negara Selatan.
Dengan kata lain, tujuan dari kerja sama selatan selatan adalah untuk membangun kemandirian kolektif yang akan memperkuat posisi negara berkembang di forum internasional
Nah, bagaimana terbentuknya kelompok kerjasama negara-negara berkembang ini? Yuk simak penjelasannya pada ulasan di bawah ini.
Daftar Isi
ToggleSejarah Terbentuknya Kerja Sama Selatan-Selatan
Sebagai inisiatif kolaborasi antara negara-negara di benua Asia, Afrika, dan Amerika Latin, kelompok kerjasama ini mewakili semangat solidaritas dan saling menguntungkan antara negara-negara dengan tingkat perkembangan ekonomi yang sama.
Kerja Sama Selatan-Selatan ini dimulai pada pertengahan abad ke-20, bersamaan dengan munculnya negara baru yang merdeka dari jeratan kolonialisme.
Konsep ini diperkokoh oleh Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang dilaksanakan di Bandung, pada 1955. KAA menjalani peran penting dalam meletakkan dasar bagi konsep kerja sama antar negara berkembang ini. Pada saat itu, para pemimpin dari 29 negara Asia dan Afrika berkumpul untuk membahas keprihatinan bersama seperti kolonialisme, pembangunan ekonomi, dan pertukaran budaya. Konsep Kerja Sama Selatan-Selatan lalu mendapat pengakuan di tingkat global. Pada 1964, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuat kelompok G-77. G-77 merupakan kelompok yang dibentuk untuk mempromosikan kerja sama ekonomi antar negara berkembang.
G-77 memainkan peran penting dalam mengadvokasi kepentingan negara-negara berkembang. Awalnya, kelompok ini memiliki anggota sebanyak 77 negara, sesuai dengan namanya. Akan tetapi, dalam perjalannya, negara anggota kelompok ini terus bertambah. Saat ini, G-77 beranggotakan 134 negara, termasuk Indonesia di dalamnya. Untuk menindaklanjuti pentingnya mendorong kerja sama antar negara berkembang, pada 15 September 1974 dibentuk Kantor PBB untuk Kerja Sama Selatan-Selatan atau United Nations Office for South-South Cooperation (UNOSSC). Unit ini beroperasi di bawah Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Development Programme/UNDP).
Kerja Sama Selatan-Selatan telah memainkan peran yang semakin penting dan relevan di abad ke-21 sebagai respons terhadap dinamika perubahan global dan tantangan pembangunan yang semakin kompleks. Kerja sama ini melibatkan kolaborasi antara negara-negara berkembang untuk bertukar pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya guna mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Di era informasi dan globalisasi, Kerja sama ini memainkan peran kunci dalam mempromosikan keadilan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan keberlanjutan lingkungan. Peran utamanya melingkupi dalam berbagai bidang. Dalam konteks ekonomi, negara-negara berkembang semakin aktif dalam memajukan kerja sama perdagangan, investasi, dan transfer teknologi.
Hal tersebut tidak hanya menciptakan peluang pertumbuhan ekonomi, tetapi mengurangi ketergantungan pada kegiatan impor. Kerja sama ini pun terlihat dalam sektor kesehatan, dimana negara-negara selatan saling mendukung dalam penanganan pandemi, pertukaran informasi medis, dan transfer teknologi pada bidang farmasi. Pentingnya Kerja Sama Selatan-Selatan juga terlihat dalam usaha bersama untuk mengatasi tantangan lingkungan, seperti perubahan iklim dan degradasi sumber daya alam. Negara-negara berkembang semakin bekerja sama dalam inisiatif energi terbarukan, pelestarian hutan, dan adaptasi terhadap dampak lingkungan yang merugikan. Kerjasama ini tidak hanya mendukung pembangunan berkelanjutan, tetapi memperkuat posisi negara-negara berkembang dalam forum global.
Peran Indonesia dalam Kerja Sama Selatan-Selatan
Peran aktif Indonesia dalam Kerja Sama Selatan-Selatan adalah aktif dalam menyelenggarakan program pelatihan dan pengembangan kapasitas untuk pejabat dan profesional dari negara-negara yang ikut dalam Kerja Sama Selatan-Selatan. Hal ini mencakup bidang administrasi publik, manajemen sumber daya Alam, teknologi informasi, dan sektor penting lainnya.
Kesehatan global pun menjadi perhatian Indonesia. Contohnya pada saat pandemi Covid-19, Indonesia sudah berperan dalam inisiatif kesehatan global. Indonesia menyediakan bantuan medis dan peralatan kesehatan kepada negara-negara mitra Kerja Sama Selatan-Selatan. Indonesia pun berpartisipasi dalam forum internasional untuk mempromosikan kerjasama pada penanganan pandemi.
Selain itu, Indonesia juga mendorong pertukaran pelajar dan kerjasama pendidikan dengan negara-negara mitra. Program beasiswa, pertukaran siswa, dan kerjasama universitas adalah contoh dari partisipasi Indonesia dalam memperkuat hubungan pendidikan dengan negara-negara berkembang.
Indonesia telah aktif memberikan bantuan dan pengalaman dalam penanganan bencana alam kepada negara-negara mitra Kerja Sama Selatan-Selatan. Bantuan ini mencakup pertukaran pengetahuan, bantuan kemanusiaan, dan bantuan rekonstruksi setelah terjadinya bencana. Contohnya adalah, Indonesia memberikan bantuan logistik dan mengirim tim penanggulangan bencana saat bencana banjir besar melanda Libya pada September 2023. Lalu, pemberian bantuan kemanusiaan sebesar US$ 500.000, serta pengiriman personel berupa Emergency Medical Team (EMT) kepada Pakistan, yang ditimpa bencana banjir, pada September 2022 lalu. Melalui berbagai inisiatif ini, Indonesia membangun kemitraan yang erat dengan negara-negara berkembang lainnya, mempromosikan prinsip Kerja Sama Selatan-Selatan, dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di tingkat global.
Gimana nih kawantur? menarik bukan membahas mengenai kerja sama selatan selatan ini. Nah kalau menurut kalian apakah kerja sama ini efektiv? yuk diskusi bareng.
Jangan lewatin artikel-artikel bertutur.com laiinya ya, mari kita menambah wawasan bareng untuk ilmu yang lebih baik dikemudian hari.