Hallo Kawantur, kali ini Mintur mau kasih salah satu resensi novel yang legend nih, yap betul, Mintur mau bahas tentang sinopsis novel Siti Nurbaya karya marah Rusli. Yuk simak artikel Sinopsis Novel Siti Nurbaya ini sampai selesai.
Daftar Isi
ToggleSepintas Peristiwa pada Novel Siti Nurbaya
Di antara orang yang banyak, yang mengantarkan jenazah ini, kelihatan seorang tua bungkuk, yang telah berambut putih, berjalan perlahan-lahan di sisi jenazah, sebentar-sebentar meminta ikut mendagang jenazah ini, dengan air matanya yang tergenang di pelupuk matanya, seraya berkata seorang diri, “Ya, inilah penanggungan orang yang dikurniai Tuhan umur yang panjang. Segala yang muda-muda, yang mendahuluinya, harus diantarkannya seorang ke dalam kubur, sampai datang gilirannya, ia sendiri diantarkan orang ke makamnya. “Alangkah beratnya bagi mereka yang harus melihat kekasihnya dilahirkan dan diambil kembali, oleh Yang Maha Kuasa. Ibunya kulihat dilahirkan, dan sepuluh tahun yang lalu, kuantarkan ia kekuburan. Anaknya ini, kulihat pula dilahirkan. Sekarang harus pula kuantarkan ia ke makamnya. Tetapi aku sendiri, bilakah datang giliranku? Dan siapakah yang akan mengantarkan aku ke kuburku?” Demikianlah pikiran orang tua itu, yakni kusir Ali yang sangat terikat hatinya kepada Samsulbahri dan ibunya.
Identitas Buku
- Judul Buku: Sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai
- Penulis: Marah Rusli
- Penerbit: Balai Pustaka
- Kota Terbit: Jakarta
- Tahun Terbit: 1922 (cetakan pertama)
Sinopsis Novel Siti Nurbaya
Novel Sitti Nurbaya mengisahkan dua tokoh utama, yakni Sitti Nurbaya dan Samsul Bahri yang sudah memiliki hubungan sejak kecil di Padang.
Kebersamaan kedua tokoh ini sempat berpisah setelah Samsul Bahri mesti melanjutkan pendidikannya ke Batavia.
Pada saat Samsul Bahri menempuh pendidikan, Sitti Nurbaya justru dihadapkan dengan perjodohan dengan Datuk Maringgih.
Perjodohan ini terjadi ketika Datuk Maringgih menagih hutang yang tidak sanggup dibayar oleh ayah Sitti Nurbaya, yakni Baginda Sulaiman.
Sitti Nurbaya pun mengambil keputusan itu agar bisa menyelamatkan keluarganya dari lilitan hutang.
Berita pernikahan Sitti Nurbaya sampai di telinga Samsul Bahri.
Baca Juga: Resensi Novel Laut Bercerita: Kisah Penculikkan Aktivis 1998 dalam Sebuah Novel
Bahkan dirinya sampai menemui Sitti Nurbaya yang sudah menjadi istri Datuk Maringgih.
Namun pertemuan ini justru menjadi malapetaka. Singkat cerita, Sitti Nurbaya pada akhirnya diracun oleh kaki tangan Datuk Maringgih.
Samsul Bahri yang mengetahui hal ini menjadi putus asa. Dirinya tidak melanjutkan pendidikannya dan justru bergabung dengan militer Belanda.
Puluhan tahun kemudian, Samsul Bahri dikirim kembali ke Padang oleh militer Belanda untuk menghentikan pemberontakan di sana.
Momen ini justru menjadi pertemuan antara Samsul Bahri dan Datuk Maringgih.
Pertemuan ini berakhir dengan saling bunuh-membunuhnya kedua tokoh tersebut.
Kelebihan Novel
Terdapat beberapa kelebihan yang bisa kamu temukan ketika membaca novel Sitti Nurbaya, yakni.
1. Alur Cerita yang Menarik
Kelebihan pertama yang bisa kamu temukan ketika membaca novel ini adalah alur cerita menarik.
Penggunaan alur cerita yang menarik ini bisa membuat para pembaca menikmati kisah yang terdapat di dalam novel tersebut dari bagian awal hingga akhir.
2. Unsur Budaya yang Kental
Kamu juga bisa menemukan unsur budaya yang kental ketika membaca novel yang satu ini.
Marah Rusli menggunakan latar tempat di Padang yang kental akan kebudayaan Minangkabau.
Dengan membaca novel ini kamu bisa memahami sedikit informasi tentang kebudayaan Minangkabau, khususnya pada periode waktu tersebut.
3. Tema Cinta yang Kompleks
Marah Rusli juga berhasil menghadirkan kisah cinta yang kompleks lewat cerita yang dia tuliskan dalam novel Sitti Nurbaya.
Kisah cinta rumit yang dialami oleh tokoh utama, yakni Sitti Nurbaya membuat dirinya mesti memilih pilihan yang sulit.
Sitti Nurbaya mesti menikahi Datuk Maringgih agar keluarganya bisa terbebas dari ancaman hutang.
Di satu sisi, dirinya sebenarnya sudah memiliki labuhan hati, yaitu Samsul Bahri.
Kompleksitas kisah cinta yang dihadirkan Marah Rusli dalam novel Sitti Nurbaya membuat dirinya dianggap sebagai Bapak Roman Modern Indonesia.
4. Cerita yang Masuk Akal
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, cerita yang terdapat dalam novel Sitti Nurbaya masih masuk akal ketika dibaca.
Bahkan kisah perjodohan ini bisa saja relevan dengan kejadian yang dialami oleh para pembaca, khususnya pada saat novel ini pertama kali diterbitkan.
Kekurangan Novel
Meskipun memiliki kelebihan seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, novel Sitti Nurbaya juga tidak terlepas dari beberapa kekurangan.
Adapun beberapa kekurangan yang mungkin kamu rasakan ketika membaca novel ini adalah.
1. Penggunaan Bahasa Melayu
Kekurangan pertama dari novel Sitti Nurbaya adalah penggunaan bahasa Melayu yang kental.
Perlu kamu ketahui bahwa novel ini pertama kali terbit jauh sebelum Indonesia merdeka.
Jadi wajar saja jika penggunaan bahasa dalam penulisan novel ini tidak persis seperti penuturan sehari-hari pada saat ini.
2. Kosa Kata yang Susah Dipahami
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, kekurangan berikutnya yang mungkin ditemui pembaca ketika membaca novel ini adalah beberapa bagian kosa kata yang susah dipahami.
Tidak adanya penjelasan lebih lanjut terkait kata yang digunakan bisa menjadi salah satu penyebab mengapa pembaca, khususnya generasi pada saat ini kesulitan dalam memahami beberapa bagian kosa kata.
Apalagi penggunaan gaya bahasa yang berbeda juga menjadi salah satu penyebab mengapa hal ini bisa terjadi.
Penokohan dalam Novel
Ketika membaca novel Sitti Nurbaya, kamu akan menemukan beberapa tokoh yang memiliki pengaruh besar dalam alur cerita karya sastra tersebut.
Adapun beberapa tokoh yang ada di novel karya Marah Rusli ini beserta karakternya masing-masing adalah.
1. Sitti Nurbaya
Sitti Nurbaya merupakan tokoh utama yang terdapat dalam cerita novel ini.
Tokoh ini digambarkan sebagai seorang gadis yang lemah lembut, penurut, dan berbakti kepada kedua orang tua.
Hal ini bisa dilihat dari kemauan Sitti Nurbaya menikah dengan Datuk Maringgih untuk menyelamatkan sang ayah dan keluarganya dari lilitan hutang, meskipun cinta sejatinya sebenarnya tertuju pada Samsul Bahri.
2. Samsul Bahri
Samsul Bahri merupakan tokoh utama lain yang terdapat dalam alur cerita Sitti Nurbaya.
Tokoh ini merupakan kekasih dari Sitti Nurbaya. Samsul Bahri digambarkan sebagai seorang pria yang memiliki karakter yang baik dan beradab.
3. Datuk Maringgih
Tokoh selanjutnya yang terdapat dalam novel Sitti Nurbaya adalah Datuk Maringgih yang menjadi antagonis utama dalam cerita ini.
Datuk Maringgih digambarkan memiliki karakter yang pendendam dan penuh iri dengki.
4. Baginda Sulaiman
Baginda Sulaiman merupakan ayah dari Sitti Nurbaya. Tokoh ini digambarkan memiliki sifat yang bijaksana.
5. Sultan Mahmud Syah
Sultan Mahmud Syah merupakan tokoh pembantu lain yang ada dalam cerita novel Sitti Nurbaya.
Tokoh ini merupakan ayah dari Syamsul Bahri. Sama seperti Baginda Sulaiman, Sultan Mahmud Syah digambarkan memiliki karakter yang bijaksana.
Pesan Moral dan Kesimpulan
Kamu juga bisa mendapatkan banyak sekali pesan moral ketika membaca novel Sitti Nurbaya.
Beberapa pesan moral yang bisa didapatkan oleh para pembaca ketika membaca novel ini di antaranya.
1. Percintaan
Pembelajaran pertama yang bisa didapatkan oleh para pembaca berkaitan dengan kisah percintaan.
Pada dasarnya, percintaan antara sepasang kekasih tidak bisa dipaksakan begitu saja.
Perlu adanya kesepakatan dari kedua belah pihak agar hubungan yang terjalin tersebut bisa berjalan lancar.
2. Pengorbanan Seorang Wanita
Pesan moral berikutnya yang bisa kamu ambil ketika membaca novel ini adalah pengorbanan seorang wanita dari tindakan yang dilakukan oleh Sitti Nurbaya dalam cerita tersebut.
Sitti Nurbaya rela menikahi Datuk Maringgih agar keluarganya bisa terbebas dari semua ancaman.
Padahal dirinya sudah memiliki seorang kekasih, yakni Samsul Bahri.
Pengorbanan terhadap suatu hal yang lebih besar ini bisa kamu jadikan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
3. Kebijaksanaan
Pelajaran terakhir yang bisa kamu dapatkan ketika membaca novel ini adalah kebijaksanaan dalam bersikap.
Misalnya, orang tua mesti berhati-hati ketika mengambil setiap tindakan yang mereka lakukan.
Sebab setiap keputusan yang mereka ambil bisa saja berdampak bagi anak maupun keluarganya.
Oleh sebab itu perlu adanya kebijaksanaan dalam mengambil setiap keputusan agar tidak salah dan mendatangkan dampak buruk nantinya.
Sekian dulu ya artikel kali mengenai sinopsis novel siti nurbaya yang satu ini. Pokoknya Mintur saranin banget deh novel yang satu ini, apalagi buat kalian sang pecinta novel klasik, atau buat yang punya kisah kasih tak sampai juga pasti related deh hehe. Sampai ketemu lagi pada rubrik Bincang Buku lainnya Kawantur.
[…] Baca Juga: Sinopsis Novel Siti Nurbaya Karya Marah Rusli: Kisah Kasih Tak Sampai […]